Arsip Blog

Autisme dan Hiperaktif


 

Media Kesehatan | Autisme dan Hiperaktif – Autisme adalah gangguan otak yang kompleks pada anak-anak, yang menyebabkan penderitanya mengalami gangguan dalam berkomunikasi, berperilaku dan berinteraksi sosial. Gejala pertama biasanya muncul pada usia 1½ – 3 tahun. Ada kaitan erat antara autisme dengan epilepsi: 25% anak autis mengalami epilepsi, dan sebaliknya, penderita epilepsi dapat mempunyai perilaku seperti anak autis. Anak autis ringan mungkin tampak mirip dengan anak-anak normal lainnya, sedangkan anak autis parah mungkin sangat terbelakang. Anak laki-laki 4 kali lebih beresiko mengalami autisme dibandingkan anak perempuan.


Hiperaktif adalah sekelompok gangguan yang menyebabkan penderitanya:

  • Sulit memberi perhatian dan berkonsentrasi.
  • Sulit diam dalam waktu yang cukup lama.
  • Sulit mengontrol perilaku impulsif (bertindak tanpa berpikir terlebih dahulu). Read the rest of this entry

PILIH KASIH TERHADAP ANAK-ANAK


[Oleh : Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz]

Pertanyaan :
Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz ditanya : Bolehkah saya memberikan sesuatu kepada salah satu anak saya, namun tidak saya berikan kepada anak-anak yang lain karena mereka sudah kaya ?

Jawaban : Read the rest of this entry

Mendongeng, Membangun Karakter Anak


Pernahkah Anda melihat mata anak Anda membulat penasaran mendengar cerita Anda? Jika pernah, atau bahkan sering, berarti Anda giat memperkokoh karakternya. Jika belum, tidak ada kata terlambat untuk mulai mendongeng.

            Ketika televisi belum banyak dimiliki orang, hiburan anak-anak kala itu –selain bermain, tentunya—adalah mendengarkan cerita dari para orang tua di sekitar mereka, entah ayah, ibu, kakek, nenek, atau yang lainnya. Dalam suasana hangat, anak-anak dengan penuh minat dan rasa ingin tahu mendengarkan berbagai cerita yang dibawakan orang-orang tua mereka. Read the rest of this entry

Jangan Biarkan Anak Bingung dengan Masa Depannya


Tak tahu ingin jadi apa, atau bagaimana mencapainya, adalah satu gambaran tentang betapa minimnya pemahaman anak tentang masa depan. Tanpa pengetahuan yang memadai, bagaimana kelak mereka menjalani masa depannya?

Semasa anak menjalani pendidikan di sekolah dasar, orangtualah yang banyak berperan memilihkan sesuatu untuknya. Namun selepas SD, anak-anak mulai dihadapkan pada pilihan untuk melanjutkan studinya. Walau kemudian, lagi-lagi orangtua masih berperan besar dalam keputusan yang diambil.

Ketika SMA, pilihan-pilihan itu semakin banyak. Mulai dari memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan yang akan diambil, lulus sekolah mau kuliah atau bekerja. Kalau kuliah jadi pilihan, mereka pun harus menentukan mengambil D3 atau S1, di universitas mana, program studinya apa, dan sederet pilihan lainnya. Anak, dalam hal ini remaja, semestinya sudah bisa memutuskan pilihannya sendiri. Karena semua pilihan yang ia ambil sebenarnya adalah pilihan tentang masa depannya.

  Read the rest of this entry

Pilah Pilih Tontonan Anak


Tidak selamanya tayangan berlabel ‘BO’ (Bimbingan Orang Tua) aman disaksikan balita. Cara terbaik untuk tahu kualitas tayangan televisi adalah ikut nonton bersama mereka. Tidak perlu selalu menonton keseluruhan episode. Lihat beberapa episode dan perhatikan 6 hal berikut:
  1. Apa yang dilakukan tokoh dalam tontonan si balita?
  2. Apa inti cerita dari tayangan yang ditonton?
  3. Apa banyak adegan perkelahian?
  4. Apa tokoh dalam tayangan TV memberikan kegembiraan satu sama lain?
  5. Apakah tokoh itu melakukan sesuatu yang illegal atau hal yang layaknya dilakukan orang dewasa?
  6. Bagaimana reaksi anak anda setelah menyaksikan tayangan tersebut?

Cerdas Memilih Acara Kartun untuk Anak


Balita mana yang tak hobi nonton film kartun? Berikut ini panduan memilih yang baik bagi mereka.

Imajinasi! Itulah tawaran yang teramat menggiurkan dari sebuah film kartun bagi pemirsa anak. Imajinasi pemirsa anak seakan tergali sedalam-dalamnya ketika menyaksikan film kartun. Tak heran  anak pun  mengikuti gerakan bela diri, setelah ia menonton film animasi berisi adegan tersebut.

Lihat saja perilaku kucing dan tikus Tom & Jerry saling mengumbar dendam. Segala macam cara mereka lakukan agar lawan mendapat balasan setimpal. Kata-kata kasar, makian dan berbagai bentuk kekerasan menjadi bumbu yang ‘menyedapkan’ jalannya cerita.
Read the rest of this entry

Jangan Biarkan Balita Kecanduan Games


Mengatur kapan dan bagaimana bermain video games, dapat melindungi anak dari kecanduan yang berbahaya.

Sekitar 82% anak usia 2-17 tahun di AS adalah pemain-pemain loyal video games. Dari prosentase itu, jumlah pemain dari kalangan usia balita atau anak umur 2-5 tahun mencapai 9,7 juta. Fantastis! Meski data yang dilansir perusahaan riset The PD Group tahun 2009 itu adalah hasil temuan di AS, bukan berarti orangtua di Indonesia tidak perlu memasang “antena”. Di Indonesia, video games dalam bentuk nintendo, playstation, gameboy, ds,  dan lain-lain, juga sudah menjadi benda yang akrab dalam keseharian anak. Banyak orangtua membelikan anaknya permainan elektronik itu lantaran memang trend di kalangan anak.
Read the rest of this entry

Pengobatan Anak Autisme dengan Terapi Enzim


Sebagian besar anak autisme mengalami kesulitan untuk mengasup beberapa jenis makanan, seperti susu, dan kerap bermasalah pada sistem pencernaannya. Untuk mengatasinya, ada beberapa produk enzim yang mengandung protease, salah satunya yakni DPP IV yang mempu memecah protein susu dan gluten. Tak seperti terapi obat lainnya, terapi enzim tergolong cepat dan murah, terlebih tingkat kesembuhannya pun tinggi. Hasilnya langsung dapat terlihat selama empat minggu pertama dengan hanya menggunakan satu botol. Walau pengobatan ini dapat terbilang berhasil dengan menggunakan enzim tertentu, nyatanya beberapa anak autis mengalami kesembuhan dengantingkat yang sama setelah menggunakan produk enzim yang khusus untuk sistem pencernaan dengan menambahkan karbohidrat dan lemak ke kanduganprotein. Read the rest of this entry

  • Back Link